Peringkat 108 dari 129.

Itulah peringkat inklusivitas Indonesia dari seluruh negara di dunia pada 2023.

Sebagai salah satu negara yang menduduki posisi inklusivitas di bawah rata-rata, bagaimana realitas yang dirasakan minoritas, seperti penyandang disabilitas sensorik, di negeri ini? Simaklah perjuangan mereka dalam mengejar hak pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan

Merajut Asa: Akses Pendidikan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas Sensorik di Indonesia

Pendidikan inklusif telah diperbincangkan sejak tahun 2005 di Indonesia. Namun nyatanya, hingga 2024, penyandang disabilitas sensorik masih kesulitan mengenyam pendidikan.

  • Kurikulum Terlambat, Tenaga Pendidik Tersendat
  • Informasi Tak Merata, Penyandang Disabilitas Rentan Tak Sekolah
  • Tanpa Fasilitas Memadai, Pendidikan Inklusi Sulit Terjadi
  • Pendidikan Inklusi, Mungkinkah Terjadi?

Kesehatan

Kapan-kapan Tentu Buta Tuli Akan Diperhatikan

Hidup dengan disabilitas berarti hidup mahal, tak terkecuali dalam mengejar hak untuk mendapat layanan kesehatan. Belum kunjung aksesibel, fasilitas dan layanan kesehatan yang ada justru menambah beban pada biaya yang harus ditanggung penyandang disabilitas sensorik. Di sisi lain, jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah belum cukup untuk menutup ongkos tambahan tersebut.

  • Layanan Kesehatan Belum Spesifik Memerhatikan Penyandang Disabilitas Sensorik
  • Jaminan Kesehatan Tak Cukup, Pengeluaran Disabilitas Terus Menumpuk

Pendidikan

Merajut Asa:
Aksesibilitas Pendidikan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas Sensorik di Indonesia

Pendidikan inklusif telah diperbincangkan sejak tahun 2005 di Indonesia. Namun nyatanya, hingga 2024, penyandang disabilitas sensorik masih kesulitan mengenyam pendidikan.

  • Kurikulum Terlambat, Tenaga Pendidik Tersendat
  • Informasi Tak Merata, Penyandang Disabilitas Rentan Tak Sekolah
  • Tanpa Fasilitas Memadai, Pendidikan Inklusi Sulit Terjadi
  • Pendidikan Inklusi, Mungkinkah Terjadi?

Kesehatan

Kapan-kapan Tentu Buta Tuli Akan Diperhatikan

Hidup dengan disabilitas berarti hidup mahal, tak terkecuali dalam mengejar hak untuk mendapat layanan kesehatan. Belum kunjung aksesibel, fasilitas dan layanan kesehatan yang ada justru menambah beban pada biaya yang harus ditanggung penyandang disabilitas sensorik. Di sisi lain, jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah belum cukup untuk menutup ongkos tambahan tersebut.

  • Layanan Kesehatan Belum Spesifik Memerhatikan Penyandang Disabilitas Sensorik
  • Jaminan Kesehatan Tak Cukup, Pengeluaran Disabilitas Terus Menumpuk

Tentang Kami

Enabled merupakan sebuah situs ramah disabilitas yang dilengkapi dengan unsur multimedia. Berfokus terhadap jurnalisme data mengenai isu aksesibilitas pendidikan dan kesehatan bagi penyandang disabilitas, Enabled berharap dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas sensorik.

Kirim Pesan ke Kami